Internet Di Indonesia Vs Korea Selatan, Mahalan Mana?

Berawal dari sebuah berita di Detik, dimana seorang petinggi salah satu operator seluler berkata, bahwa Internet di Korea Selatan lebih mahal dari Indonesia, gue pun tertarik untuk membuat sedikit riset kecil-tanpa-metodeologi-dan-berbasiskan-mbah-google. Riset yang gue lakukan cukup simple, kalo paket internet “A” di Indonesia itu sekian rupiah, berapakah harga untuk paket yang sama di Korea Selatan. Memang agak bias membandingkan antara paket internet hanya berdasarkan “paket” saja tanpa memikirkan perbedaan teknologi, geografis, de el el. Yah gpp lah, toh ini hanya just for fun aja 🙂

Gue sejatinya sampai saat ini merupakan pengguna Mobile Internet (mahal euy kalau langganan Internet kabel), maka gue mencoba mencari perbandingan mobile Internet antara di Indonesia dan Korea Selatan. Pada awalnya agak susah buat gue untuk menemukan informasi paket Mobile Internet di Korea Selatan, entah karena kata kunci yang gue gunakan salah, atau memang sistem mereka berbeda dengan Indonesia.

Sejauh yang gue dapatkan berdasarkan pencarian gue, Internet Korea Selatan itu udah Broadband dan juga sudah mencapai 5G!. Ajigile, di Indonesia aja 4G baru muncul. Namun akhirnya, gue menemukan sebuah info yang cukup berarti buat gue.

Gue menemukan sebuah halaman website dari Kr Olleh (provider telekomunikasi Korea Selatan) untuk paket Prepaid Internet Plan. Ini sama aja kayak paket Internet di provider telekomunikasi Indonesia. Gue pun mencari sebuah perbandingan dari operator nasional, dan gue memilih Telkomsel (ok, ini sebenarnya random sih gue pilih, namun mengingat paket yang gue pilih ini adalah paket jujur, tanpa perhitungan menjelemit kayak Indosat, akhirnya pilihan gue jatuh ke Telkomsel). Berikut tabel masing-masing paket internet dari SK Olleh dan Telkomsel (Flash Ultima)

telkomsel
telkomsel
kt olleh
kt olleh

Bisa kita lihat, bahwa paket 2GB di Indonesia hanya kisaran 65ribu saja, sedangkan di korea itu mencapai Rp 272,042 (22,500 won). Wow bisa bokek gue kalau internetan di sana. Ok, mungkin ini agak bias, karena di Korea Selatan pasti ada begitu banyak alternatif Internet. Namun intinya adalah, Internet di Korea Selatan lebih mahal daripada di Indonesia.

Eitss, tunggu dulu. Mahal atau engganya itu relatif dari kemampuan seseorang untuk membeli. So, untuk mengukur mahal atau tidaknya gue mencoba untuk membagi harga paket ini dengan GPD per kapita. GDP Per Kapita Korea Selatan adalah 25,976$ (2013), sedangkan GDP Per Kapita Indonesia adalah 3,475$ (2013) alias GPD Korea Selatan 7 kali lipat dari Indonesia. Wekss.

Nah untuk mengetahui kemampuan rakyat Korea Selatan dan Indonesia dalam membeli paket Internet di atas, maka gue menggunakan rumus { ( harga paket / (GDP Per Kapita / 12) ) * 100 }. gile, udah kayak ahli aja gue, ahaha. maaf, ini hanya kemampuan gue dalam menganalisa, kalo salah atau kurang mohon dimaafkan.

Indonesia: (4.89 / (3475/12)) * 100 = 1,6%
Korea Selatan: (20.46 / (25976/12)) * 100 = 0,94%

Nah dari data di atas, ternyata orang indonesia mengeluarkan uang lebih mahal untuk Internet 2GB dibandingkan dengan orang Korea Selatan. Ini berarti, Internet Indonesia lebih mahal daripada Korea Selatan. Jadi, menurut gue, sebagai sang periset-tidak-terkenal-dan-tidak-kompeten, menyatakan bahwa biaya Internet di Indonesia lebih mahal di banding Korea Selatan. Sah? sahh (ketok palu 3 kali).

Hitung-hitungan dan riset kecil-kecilan gue ini jangan dianggap serius banget, karena gue sendiri bukan orang yang kompeten untuk masalah seperti ini, namun anggap aja sebagai tulisan ringan berbagi info.

3 thoughts to “Internet Di Indonesia Vs Korea Selatan, Mahalan Mana?”

  1. Mohon informasinya …
    Apakah tarif internet di masing-masing negara berbeda-beda?
    Apakah dasar penetapan tarif internet diukur dari jumlah pendapatan seseorang dalam suatu negara?
    Mohon ulasannya …
    Terimakasih salam kenal …

    1. tarif internet di tiap2 negara pasti berbeda, seperti contoh dalam tulisan ini. Untuk dasar penetapan tarif tentu ada banyak faktor, namun tidak bisa dipungkiri bahwa GDP (pendapatan per kapita) bisa dijadikan patokan untuk menentukan tarif internet karena kemampuan beli seseorang tergantung pendapatan. Sebagai contoh, tarif internet singtel 4GB sebesar 25$ singapore yang jika dirupiahkan sekitar 250ribu. tentu jika tarif yang sama diaplikasikan ke Indonesia saya yakin 100% tidak ada yang mau membeli.

      Salam kenal

Leave a Reply to SAMSUDIN Cancel reply