Menggunakan Microsoft Edge Selama Seminggu

Berawal dari salah klik (antara folder dan Edge di taskbar) yang membuat Microsoft Edge tampil di layar, gue pun berpikir, bagaimana jika menggunakan Edge sebagai browser utama di Windows? Microsoft Edge sendiri sejatinya adalah browser baru pengganti Internet Explorer di Windows 10.

Sejak mengenal internet di awal 2000-an, browser yang selalu gue gunakan untuk menjelajah internet adalah Internet Explorer. Gue tetep menggunakan IE hingga Google Chrome keluar. Ketika Chrome mulai lambat, Gue berpaling ke Opera dan Firefox. Kini browser utama gue adalah Firefox.

Setelah muncul kejadian di atas, rasa penasaran membuat gue mencoba untuk menggunakan Microsoft Edge sebagai browser utama selama seminggu. Adapun Microsoft Edge yang gue gunakan sebagai percobaan adalah Microsoft Edge 42.17134.1.0 dan Windows 10 Home build 17134.

Hal pertama yang gue rasakan adalah Edge (ternyata) mendukung 2 ekstensi browser favorit gue, Lastpass dan uBlock Origin. Adanya 2 ekstensi ini membuat gue cukup nyaman menggunakan Edge. Pada Microsoft Store, ada juga banyak ekstensi browser terkenal untuk Edge yang ada di browser lain seperti Chrome dan Firefox, meskipun jumlah ekstensi Edge masih kalah banyak dibandingkan Chrome atau Firefox.

Untuk hal penjelajahan internet, gue merasakan menggunakan Edge hampir sama dengan menggunakan Firefox dan Opera. Halaman yang ditampilkan (menurut gue) hampir sama cepatnya, dengan catatan bahwa adblock terpasang. Gue melakukan tes seperti buka email web based (Gmail dan hotmail), Twitter, streaming musik dari jazzradio, menonton youtube hingga posting tulisan ini. Dari hasil percobaan, gue menemukan setidaknya 2 kendala pada Microsoft Edge.

Kendala pertama yang gue temukan adalah video atau gif terkadang tidak bisa di play jika sudah scroll terlalu ke bawah pada situs yang menggunakan konsep infinite scroll seperti Twitter dan 9gag. Buat gue hal ini tidak terlalu mengganggu, namun mungkin buat orang lain bisa berbeda. Kendala kedua adalah tidak bisa mengklik gambar pada visual editor WordPress, sehingga tidak bisa melakukan hal seperti: perataan letak, resize dsb. Nah hal ini yang cukup menjadi kendala untuk para pengguna blog berbasis WordPress.

Untuk penggunaan memori, gue menemukan Edge tidak terlalu rakus memori. Gue melakukan tes dengan membuka 10 tab dan Edge hanya menggunakan memori sekitar 1,4 gb. Hampir sama dengan Firefox. Gue termasuk orang yang cukup pelit dalam penggunaan tab jadi tidak bisa melakukan tes membuka tab banyak-banyak.

Satu hal yang cukup unik adalah gue menemukan di Edge ada fitur add notes, dimana kamu bisa screenshot halaman web, menambahkan tulisan di screenshot tersebut. Gue rasa ini adalah fitur oneNote yang dimasukan ke Edge. Kalo kamu suka screenshot halaman web untuk tujuan clipping atau re-share, maka fitur ini berguna banget.

Kesimpulan gue selama menggunakan Edge adalah, Microsoft Edge bisa digunakan untuk kamu yang hanya sekedar browsing internet yang tidak menggunakan banyak ekstensi browser (dan jika kamu pengguna Windows tentunya). Buat gue pribadi Firefox tetap menjadi browser utama gue (Karena di kantor menggunakan Windows dan di laptop pribadi menggunakan Linux), namun gue terkadang suka menggunakan Edge untuk browsing.