Baru bangun pagi dapet WA dari temen berisi sebuah link dari kompas yang berjudul “Rumah Cimanggis yang Terancam Digusur untuk Kampus UIII Berusia Lebih dari 200 Tahun”. Pas gue buka beritanya, duh sedih rasanya mengetahui kalo Landhuis Tjimanggis akan di gusur. Gue pernah menulis di blog gue tentang rumah tua Belanda ini. Berikut link dari kompas (gue taruh di Internet Archive jaga2 kalo artikel asli dihapus).
Gue tidak peduli dengan gedung pengganti, tetapi kenapa harus digusur?. Satu hal yang membuat gue tambah sedih adalah statement dari Wakil Presiden yang berkata:
Duh Gusti, alasan yang aneh. Sebagai penikmat Sejarah, Gue ga menggerti dengan apa yang dipikirkan Pak Wapres. Tempat sejarah ga ada kaitan dengan perilaku orang. Kalo tempat bersejarah dikaitkan dengan “kelakuan” yang punya/membangun, semua tempat sejarah ya sejarahnya aneh2.
Gue sih masih berharap tidak jadi di gusur. Semoga.
Berita tentang ad blocker kini kembali dibicarakan, terlebih dengan adanya info bahwa Google akan memasang ad blocker pada browser Google Chrome. Ad blocker sendiri menjadi ‘penyelamat’ bagi pengguna internet yang kesal akan iklan online dan menjadi ‘musuh’ untuk para pengiklan dan website yang mengandalkan pemasukan dari iklan.
Tidak bisa di pungkiri, bahwa sebagian besar pemasukan sebuah website terutama dari iklan. Iklan lah yang bisa membuat kita posting banyak foto di Facebook, menggunakan penyimpanan cloud di Google Drive, menonton video online di Youtube tanpa mengeluarkan biaya (terkecuali biaya koneksi Internet). Pada blog ini sendiri gue memasang Google Ads, meskipun sama sekali ga gue andalkan untuk menghasilkan uang.
Gue sebagai pengguna Internet memasang ad blocker pada browser, namun dengan sebuah kententuan yang gue buat (akan gue jelasin di akhir nanti). Kenapa gue memasang ad blocker? berikut akan gue jabarkan alasan kenapa gue memasang ad blocker.
1. Penempatan iklan yang tidak proposional
Gue ga alergi dengan iklan, asalkan pemasangannya proposional pada sebuah website. Berikut gue sertakan screenshot 2 website berita, Detik dan New York Times.
Saat pertama kali membuka Detik.com, maka kamu akan ‘disambut’ dengan iklan, bukan berita. Belum lagi terkadang suka ada video ads yang otomatis jalan. Buat gue sih ini udah menggangu. Jika kamu membuka NY Times, maka kamu akan melihat penempatan iklan lebih proposional. Gue lebih nyaman membaca NY Times daripada Detik.
2. Iklan jahat
Salah satu alasan Google membuat fitur ad block pada Google Chrome adalah adanya iklan jahat (Bad Ads). Iklan jahat adalah iklan yang menggangu, seperti iklan yang muncul sendiri (biasanya pop-up ads), iklan yang melakukan tracking pengguna bahkan ada iklan yang membawa malware.
Seperti yang gue jelaskan di atas, gue menggunakan ad blocker (kebetulan Opera sudah punya built-in ad blocker). Namun, jika ada website yang sering gue kunjungi / gue suka kontennya, maka gue akan memasukan website tersebut ke dalam unblock list.
Jadi, wajibkah memasang ad blocker? Jawaban gue adalah wajib. Namun kamu juga harus membuat ketentuan kamu sendiri tentang website yang ada baiknya kamu masukkan ke dalam list unblock.
Recent Comments