Gue suka kopi, meskipun yang gue suka adalah kopi susu. Gue bukan penikmat kopi, hanya peminum kopi yang sudah kecanduan kopi (susu). Kalo engga minum kopi (susu) sehari rasanya ada yang kurang, seperti 1 hari tanpa tweet oshi (ok, ini lupakan saja).
Kalau berbicara minum kopi, gue lebih sering minum kopi di warung kopi sederhana. Alasan utama gue minum kopi di warkop adalah harganya yang murah, cuman 3000 perak saja dan tempatnya ada dimana-mana.
Kalo gue sedang berkeliaran tanpa arah (bahasa kerennya lost in journey), gue pasti mencari warung kopi. Selain bisa minum kopi, biasanya warung kopi juga menyediakan Indomie rebus. jadinya 2 paket dalam 1 genggaman.
Gue sangat-amat-teramat-jarang minum kopi di kedai kopi, mungkin dalam 1 tahun hanya 1-2 kali saja. Harga kopi di kafe kopi biasanya tidak ramah untuk kantong gue, sekaligus gue bingung kalau memesan kopi susu.
kalau di warung kopi, gue tinggal bilang, “mang, kopi susu 1”. Nah kalau di kafe kopi, cobalah mesan kopi susu, maka kamu akan disungguhkan banyak menu yang bikin gue bingung. Sumfeh, ane bingung gan.
Namun ada 1 hal dari kafe kopi yang tidak bisa gue dapatkan di warung kopi, yaitu privilage. Kafe kopi sebenarnya memang menjual suasana, untuk kopinya mungkin (mungkin loh yah) numero duo. Kafe kopi enak untuk tempat menyendiri, bekerja, bercengkrama dengan teman, sekedar pacaran atau mengerjakan Pe eR sekolah.
Gue berharap suatu saat nanti ada kafe kopi dengan harga yang murah. Jadi gue bisa bekerja sambil ngopi tanpa harus merogoh kocek terlalu banyak. Maklum gan, kita mah bukan orang yang berada :D.