Berpetualang di Kuala Lumpur: Day 1

Setelah menempuh perjalanan hampir selama 2 jam, akhirnya pesawat mendarat di KLIA 2. Di bandara ini ada yang jualan kartu perdana murah loh. Gue sendiri membeli kartu perdana seharga RM 25 dan mendapatkan 2 GB data serta pulsa RM 5. Kartu perdana gue tersebut ternyata punyanya operator Maxis, dimana punya sodara di Indonesia yaitu AXIS.

Cara ngedapetin kartu perdana juga gampang kok. Cukup serahin passport aja ke penjaga booth untuk di daftarkan ke operator telekomunikasi yang kalian pilih. Saran gue sih kalo kalian main ke Kuala Lumpur dan butuh koneksi internet, beli kartu perdana aja daripada aktifin roaming. Terkecuali kalo kalian emang orang yang sibuk kerjaan.

Tujuan pertama tempat wisata yang ingin dikunjungi adalah Batu Caves. Gue ga tau Batu Caves ini apa. Gue sama sekali buta tentang tempat wisata di Kuala Lumpur, buta situasi dan kondisi di sana.

Dari KLIA2, rombongan gue naik kereta (macam kereta bandara kualanamu) ke KL Center. KL Center ini semacam terminal terpadu (CMIIW) kereta di Kuala Lumpur. Dari KL Center, rombongan gue menuju ke Batu Caves menggunakan Kereta komuter (Gue akan menulis pengalaman naik komuneter ini di postingan terpisah).

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya gue nyampe di Batu Caves. Batu Caves ternyata adalah kumpulan gua dalam bukit dan menjadi tempat ibadah umat Hindu. Di Batu Caves ada beberapa kuil dan Gua yang harus ditempuh menggunakan tangga vertikal yang tingginya lumayan. Gue ngos-ngosan menaiki tangga ini dan hanya sampai di mulut Gua saja. Alamak, sesak nafas gue. Malah diledek sama orang India, “Are you smoking?”. Untung ga gue jawab, “nehi nehi”.

Kuil di dalam lingkungan Batu Caves
Kuil di dalam lingkungan Batu Caves

Kuil di dalam lingkungan Batu Caves
Kuil di dalam lingkungan Batu Caves

Pemandangan ke luar dari mulut gua di sini cukup menakjubkan. Pada bagian depan mulut Gua, ada sebuah patung dewa berwarna emas yang guide banget.

Batu Caves
Batu Caves
Batu Caves
Batu Caves

Oya di Batu Caves ini monyet-monyet berkeliaran bebas dan kalian boleh memberikan makan ke monyet-monyet yang ada disini. Bahkan terkadang monyet-monyet ini suka mengambil makanan pengunjung.

Batu Caves ini termasuk tempat suci buat kaum Hindu, dan buat pengunjung wanita tidak diperbolehkan naik ke atas jika menggunakan rok/celana pendek di atas lutut. Jika ingin naik harus menggunakan kain untuk menutup bagian terbuka tersebut.

Setelah berpuas ria di Batu Caves, saatnya beranjak ke tempat tujuan selanjutnya. Tujuan selanjutnya adalah KL Tower alias Menara Kuala Lumpur, menara tertinggi di Malaysia. Dalam perjalanan ke KL Tower, rombongan gue sempet mampir di daerah pecinaan untuk makan siang di restoran arab. Terdengar aneh yak?

Nasi briyani hameeds
Nasi briyani hameeds

Setelah isi ulang tenaga dengan makanan khas arab, rombongan gue melanjutkan perjalanan ke KL Tower dengan menumpang bus GoKL. GoKL ini bus gratis yang mutar-mutar di daerah KL (mirip bus wisata Jakarta). Bus di Kuala Lumpur panjang dan menurut gue lebih panjang dari Transjakarta (bukan yang bis gandengnya yaa).

Setiba di KL Tower, kita langsung naik ke Sky Deck, dan menemukan pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan kota Kuala Lumpur dari ketinggian 300 meter. Bahkan Petronas Tower pun terlihat kerdil dari sini.

pemandangan dari KL Tower
pemandangan dari KL Tower
pemandangan dari KL Tower
pemandangan dari KL Tower

Di Sky Deck ini ada 2 ruangan kaca dimana ruangan kaca tersebut memiliki lantai kaca sehingga pengunjung bisa melihat langsung ke bawah. Gue ini merupakan phobia ketinggian dan membayangkan berdiri di ruang kaca itu sambil melihat ke bawah udah buat perut gue mual. Tapi gue berusaha untuk berfoto ria disini meskipun harus menahan phobia gue.

mencoba bergaya
mencoba bergaya

Setelah berpuas di Sky Deck, kita turun ke Observation Deck. Di sini gue baru menyadari perbedaan jam antara Jakarta dan Kuala Lumpur. Gue melihat jam sudah menunjukkan 7 malam tapi kok gue belum gelap. Baru gue sadari meskipun waktu di Kuala Lumpur 1 jam lebih maju dari Jakarta, sejatinya (di lihat dari sudut pandang penduduk Jakarta) waktu di KL sama dengan di Jakarta, bahkan sebenarnya lebih mundur lagi. Hingga gue pulang lagi ke Jakarta, perbedaan waktu ini masih sering membuat gue bingung sendiri.

Setelah berpuas ria jalan-jalan, saatnya makan malam. Daerah Bukit Bintang adalah tujuan selanjutnya. Daerah ini ruameee bener dengan pengunjung yang ingin makan. Ada banyak restoran disini dan kita makan di sebuah restoran Thailand. Karena lapar melanda, gue memesan 2 makanan, bihun dan sup. Ini pertama kalinya gue makan makanan Thailand. Kalau berbicara rasa sih, biasa aja, tapi kuantitas itu loh, bikin perut kenyang.

makanan thailand
makanan thailand

Setelah kekenyangan, akhirnya kita balik arah pulang ke Hotel, kebetulan antara Bukit Bintang ke Hotel gue menginap ga terlalu jauh sehingga kita berjalan kaki. Jalanan raya sudah mulai sepi. Sesampai di Hotel, berakhirnya petualangan hari pertama. Saatnya istirahat.

Leave a Reply